• 09 Jun, 2025

Pemkot Surabaya Pastikan Stok dan Harga Pangan Awal Tahun 2024 Aman

Pemkot Surabaya Pastikan Stok dan Harga Pangan Awal Tahun 2024 Aman

PEMERINTAH Kota (Pemkot) Surabaya bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) memastikan stok dan harga bahan pokok aman dan mencukupi pada awal tahun 2024.

Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan (Dinkopumdag) Kota Surabaya, Dewi Soeriyawati mengatakan bahwa beberapa pasar sudah memiliki warung TPID. Keberadaan warung ini untuk mengontrol, memantau harga, dan mengontrol stok bahan pangan agar tidak melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET).

“Harga di pasar masih cukup stabil dan aman. Kami juga berkolaborasi dengan Bulog. Kami juga secara rutin menggelar operasi pasar untuk memastikan ketersediaan minyak, gula, maupun beras. Harapannya, agar tidak ada disparitas harga,” kata Dewi, Kamis (18/1/2024).

Dewi mengaku, pihaknya bersama TPID melakukan koordinasi untuk pemantauan grafik harga dan ketersediaan bahan pokok setiap pekan. Jika dalam satu bulan, stok bahan pokok mulai menipis atau terindikasi naik, Pemkot Surabaya langsung bekerjasama dengan daerah surplus agar dapat mensuplai kebutuhan.

“Kami tahu posisi beras, gula, maupun sayuran dalam keadaan aman. Kami sudah perhitungkan semuanya karena setiap minggu kami selalu melihat grafiknya,” Dewi menjelaskan.

Selain itu, Pemkot Surabaya juga rutin menggelar operasi pasar setiap dua kali dalam seminggu. Layar monitor pemantauan harga juga terpasang di pasar. Setidaknya konsumen bisa tahu harga bahan pokok lewat layar monitor, sehingga tidak dibohongi pedagang.

Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya, Antiek Sugiharti mengatakan, pihaknya rutin melakukan survei untuk melihat ketersediaan bahan pokok baik di pasar setiap bulan. Ia juga memantau di tingkat distributor melalui Dinkopumdag Surabaya dan Bulog.

“Karena kami sudah memiliki dasar kebutuhan. Perhitungannya sudah ada, begitu juga dengan kebutuhan dan datanya. Kami sudah mem-breakdown kebutuhan beras, cabai, bawang putih dan merah, dan kebutuhan lain, dalam kondisi aman,” tegasnya.

Antiek menegaskan bahwa pemkot masih dalam posisi grade 1. Artinya, ketersediaan dan kebutuhan bahan pokok relatif aman. Namun demikian, lanjut Antiek, Surabaya selalu berada di atas grade.

“Bisa mencapai 1,3 juga bisa 1,4 dan bervariasi. Artinya ketersediaan cukup untuk kebutuhan satu kota dalam satu bulan, dan masih surplus. Jadi kebutuhan bahan pokok di awal tahun ini masih aman,” tegasnya.

Ia menerangkan, dari hasil pemantauan dan pendataan, harga cabai, bawang merah, dan bawang putih terpantau turun. Saat ini, yang perlu dilakukan antisipasi adalah pada harga tomat, serta indikasi adanya kenaikan harga telur dan daging ayam.

“Tidak terlalu signifikan. Kami melihat bahwa trend-nya (kenaikan) tidak hanya di Surabaya. Tapi hampir di seluruh kabupaten/kota. Ketika terpantau ada kenaikan bahan pokok, kami mencari distributor daerah asal, agar bisa mensuplai Surabaya,” terangnya.

Antiek menegaskan bahwa Pemkot Surabaya telah mengantisipasi hingga jelang puasa dan lebaran. Bahkan, Pemkot Surabaya rutin menggelar pasar murah yang kemudian dikolaborasikan dengan Gerakan Pangan Murah (GPM) di setiap kecamatan.

“Ada pula program SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pasar) untuk memastikan ketersediaan beras lewat operasi pasar. Itu dilakukan untuk stabilitas harga pangan dan bisa melalui warung TPID,” pungkasnya.