• 24 Apr, 2025

Membangun Mimpi Remaja Berprestasi di Jalur Olahraga

Membangun Mimpi Remaja Berprestasi di Jalur Olahraga

TINJU amatir Kota Surabaya merebut satu emas, satu perak, dan empat perunggu pada Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) VII/2022. Dari enam keping medali itu, satu emas, satu perak, dan satu perunggu adalah kontribusi petinju UPTD Kampung Anak Negeri Dinas Sosial Kota Surabaya.

Prestasi itu buah dari pembinaan jangka panjang. Maklum Kampung Anak Negeri (KAN) adalah UPTD khusus membina anak-anak dengan energi lebih. Mereka dididik dan dibina baik pendidikan formal maupun nonformal. Harapannya agar saat dewasa memiliki ketrampilan khusus, selain memiliki ijazah pendidikan formal.

Kepala UPTD KAN, Cholik Anwar menjelaskan latar belakang anak-anak nyaris sama. Ada yang tidak tahu ayah-ibunya, dititipkan orang tua, ditinggal keluarga hingga terjaring razia Satpol PP. Suatu ketika salah satu orang tua datang menjenguk anaknya dalam kondisi mabuk miras.

“Mengarahkan anak-anak ke pendidikan formal butuh ketelatenan, kesabaran, dan waktu. Solusinya, ya memberi stimulus, yakni ketrampilan khusus sesuai bakat dan minat,” kata Cholik Anwar saat dijumpai di ruang kerjanya, Selasa (19/7/2022).

Hasil pembinaan itu terlihat pada Porprov 2022. Kota Surabaya mengirim sepuluh petinju, empat di antaranya atlet dari Kantri Boxing Camp milik UPTD KAN. Mereka adalah Marcel Dwi Rahmat (merebut emas), Esta Ramadhan (perak), dan Reno Heri Setiawan (perunggu). Satu atlet asal UPTD lainnya adalah Sandi Prayoga.

Menurut Cholik hasil yang didapat tidak instan. Butuh waktu sekitar lima tahun untuk mengarahkan anak-anak bisa berprestasi di bidang olahraga. Itupun dibarengi dengan kerja keras guna meyakinkan anak-anak, agar berlatih olahraga.

Di satu sisi, Dinas Sosial Kota Surabaya telah mendatangkan psikolog untuk mengetahu minat dan bakat anak-anak. Hasilnya diketahui bahwa anak-anak perlu diarahkan dengan memberi ketrampilan, seperti menari, seni lukis, olahraga, handycraft dan kegiatan lain.

“Sederhananya, psikolog ini menjembatani sisi nonformal. Kami sebagai wali, ingin anak-anak menyalurkan potensinya agar bisa back to society saat dewasa kelak,” lanjutnya.

Dari hasil konsultasi itu kemudian dipilihlah pencak silat dan tinju. Adapun jadwal latihannya tidak sama. Namun demikian, tidak sedikit anak-anak yang mengikuti keduanya. Cholik mencontohkan Sandy Prayoga ikut pencak silat, tinju, hingga reog.

“Awalnya mbulet (malas-malasan). Banyak yang mementingkan ego. Ada yang ngomong, laopo melok (buat apa ikut). Saya coba memberi motivasi, pelan-pelan mereka mulai paham dan termotivasi,” kenang pria berkacamata ini.

Porprov VII merupakan buah kerja keras UPTD. Pelatih tinju, Tri Hadi dan pelatih pencak silat Jamaluddin mampu membangun chemistry. Keduanya bersedia menambah jam latihan agar bisa lebih dekat dengan anak didiknya. Hasil awal, anak didik UPTD KAN sanggup merebut dua emas pada kejuaraan pencak silat tapak suci tingkat Jatim di Lenmarc, Surabaya, Maret lalu.

Lika-liku mengarahkan anak-anak binaan ini dirasakan Cholik. Beberapa kali pihak UPTD dipanggil sekolah tempat anak-anak menuntut ilmu. Pemanggilan itu disebabkan masalah indisipliner, dengan alasan beragam. Itu semua dihadapi dengan sabar.

Hasil yang dipetik pada Porprov lalu terus berlanjut. Peraih emas, Marcel Dwi Rahmat diproyeksikan ikut Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) tahun ini. Dalam waktu dekat ia diminta masuk karantina untuk mengikuti pemusatan latihan.

“Secara umum keempatnya sudah berkembang sejak menekuni olahraga. Memang Marcel yang paling menonjol kedisiplinannya di bidang olahraga,” tegasnya.

Selanjutnya UPTDKAN telah bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga untuk mendapatkan fasilitas ring tinju. Sebab, selama ini latihan yang dilakukan tanpa menggunakan ring. Dijelaskan Cholik saat ini tinggal menunggu realisasi.

Kemauan dan kemajuan anak binaan di UPTD KAN memancing minat cabang olahraga lainnya. Belum lama ini gulat berminat memberi pelatihan. Cholik tmengaku masih menyesuaikan bila memang keluar dari KANRI, lokasinya akan diupayakan untuk mengikuti.

Antusiasme petinju berbakat ini mulai terlihat. Sekitar tujuh petinju berlatih di bawah arahan Tri Hadi pada Rabu (20/7/2022), sekitar pukul 14.00 WIB. Keseriusan berlatih terlihat dari tiga peraih medali bersama rekan lainnya.

Sesekali petinju anak-anak ini bercanda dan saling menggoda. Canda itu kerap direspons dan dibalas. Namun sikap itu tidak sampai menjurus ke arah serius, dan dilanjutnya berlatih kembali.

Potensi untuk berkembang disampaikan pelatih tinju Tri Hadi. Menurutnya, petinju Kantri BC masih remaja dan memiliki prospek berkembang. Selain itu, style of play cukup beragam. Ia mencontohkan Esta Ramadhan yang dianggap memiliki gaya provokatif.

“Gaya bertinjunya provokatif, ia bisa mengganggu lawan, yang bisa membuat lawan emosi. Itu bagus, tinggal memoles antisipasinya agar tidak lengah,” Tri Hadi menjelaskan.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum KONI Surabaya, Budi Haryono memuji keberhasilan tinju merebut medali emas. Menurutnya hasil ini melebihi ekspektasi, dan kontribusinya berasal dari UPTD Kampung Anak Negeri.