Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus berupaya menjaga stabilitas harga kebutuhan bahan pokok. Salah satu langka yang diambil adalah dengan mendirikan Kios atau Warung TPID (Tim Pengendali Inflasi Daerah) di pasar tradisional, guna menjaga daya beli masyarakat.
Saat ini, terdapat 40 kios atau Warung TPID di pasar yang dikelola PD Pasar Surya. Sejumlah Kios TPID itu tersebar, yang meliputi di Pasar Wonokromo, Pasar Pucang Anom, Pasar Genteng Baru dan Pasar Tambahrejo Surabaya.
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi meminta Bagian Perekonomian dan PD Pasar Surya mendirikan Kios TPID yang belum tersedia di pasar. Salah satu pasar yang belum memiliki adalah Pasar Kembang.
“Karena itu saya minta kios TPID-nya harus dikuatkan lagi. Saya sudah instruksikan ke Asisten 2, Bagian Perekonomian dan PD Pasar Surya untuk membuat TPID di setiap pasar,” kata Wali Kota Eri Cahyadi, Jumat (13/9/2024).
Wali Kota Eri mengungkapkan, saat meninjau di Pasar Kembang pada Rabu (11/9/2024) lalu, ia mendapati pedagang masih menjual minyak goreng dengan harga di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).
“Alhamdulillah semua harga sudah terpantau normal. Contohnya beras, gula dan ayam raas. Namun minyak dalam satu bulan ini HET-nya Rp15.700, tapi pedagang dapatnya Rp15.500, kadang ada yang Rp15.700,” Wali Kota Eri menambahkan.
Wali Kota Eri menekankan pentingnya penguatan Kios TPID di Pasar Kembang untuk menstabilkan harga bahan pokok. Keberadaan Kios TPID itu sekaligus menjadi tempat kulakan bahan pokok bagi para pedagang di pasar setempat.
“TPID menyediakan bahan pokok, seperti beras, gula dan minyak. Tapi tidak dibuat eceran, dibuat pedagang kulakan. Jadi pedagang ini mendapat kepastian HET dari pemerintah,” bebernya.
Skema ini diharapkan pedagang tidak kulakan dari tempat lain. Dengan demikian, pemerintah bisa mengendalikan inflasi tetap dalam koridor.
Wali Kota Eri juga meminta PD Pasar Surya aktif melakukan pengecekan harga bahan pokok di pasar. Pengecekan ini untuk memastikan harga bahan pokok sudah sesuai dengan HET atau naik.
