PEMERINTAH Kota (Pemkot) Surabaya terus mengglontor bantuan peralatan untuk Kelompok Usaha Bersama (KUB) nelayan, Selasa (21/5/2024). Bantuan yang diberikan berupa mesin perahu, paket perahu beserta mesin, dan gillnet.
Bantuan tersebut disalurkan melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya, untuk diberikan kepada KUB nelayan di Kecamatan Rungkut, Gunung Anyar, Sukolilo, dan Mulyorejo.
Total bantuan yang diberikan terdapat empat paket mesin perahu untuk KUB nelayan di Rungkut, satu paket mesin perahu untuk KUB nelayan Gunung Anyar, tiga unit perahu beserta mesinnya untuk KUB nelayan Sukolilo, dan empat unit gillnet untuk KUB nelayan Mulyorejo.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi memberikan bantuan secara simbolis kepada para nelayan di lokasi kawasan KUB Nelayan Sumber Rejeki, Medokan Ayu Surabaya. Wali Kota Eri Cahyadi mengatakan, bantuan ini tak berhenti di sini.
Ke depannya akan ada intervensi lainnya untuk kesejahteraan para nelayan di Surabaya. Salah satu bantuan yang akan diberikan kepada nelayan adalah peralatan dan bahan untuk perbaikan perahu nelayan.
“Nanti dicek, perahunya yang belum menggunakan carbon fiber berapa. Kalau belum ada, nanti dibelikan bahannya saja, biar dipasang sendiri. Nanti saya belikan fibernya, resinnya itu, nanti panjenengan pasang sendiri, iku jenenge (itu namanya) gotong royong,” kata Wali Kota Eri.
Selain itu, Wali Kota Eri mengungkapkan, pemkot akan bekerja sama dengan Pertamina untuk membantu bahan bakar minyak (BBM) perahu nelayan. Bantuan BBM bertujuan untuk meringankan para nelayan di Kota Surabaya.
Sebab, selama ini para nelayan hanya bisa mengandalkan BBM eceran dengan harga yang lebih tinggi, yakni Rp12.000 ribu per liter. Padahal, jika dibeli di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) resmi Pertamina, untuk pertalite hanya Rp10.000 ribu per liter.
“Alhamdulillah sudah menghubungi Pertamina. Perahu di sini terdiri atas dua (jenis BBM), solar dan pertalite. Untuk solar sudah membuat pom bensin (SPBU), itu sudah didirikan. Setelah diskusi dengan Pertamina, alhamdulillah sudah diperbolehkan mendirikan lagi,” ungkap Wali Kota Eri.
Sembari menunggu pembangunan SPBU Pertalite khusus nelayan, Wali Kota Eri telah berkoordinasi dengan Pertamina untuk mempersilahkan para nelayan membeli bensin sementara di SPBU yang sudah ada menggunakan jeriken. Menariknya, Wali KotaEri sendiri yang bertanda tangan untuk pembelian bensin eceran menggunakan jeriken.
“Pihak Pertamina menyampaikan boleh membeli pakai jeriken, tapi harus ada surat yang dikeluarkan wali kota. Nantinya KUB ini butuhnya berapa liter jerikennya, saya meminta kepada Kepala DKPP dan Asisten I untuk segera menindaklanjuti ke Pertamina,” jelasnya.
Pemkot Surabaya melalui DKPP masih menentukan letak SPBU Pertalite khusus nelayan. Sebelum menentukan titik lokasi, Wali Kota Eri meminta kepada DKPP untuk menentukan jumlah KUB nelayan di Surabaya.

“Karena satu perahu itu rata-rata butuhnya enam liter untuk pulang pergi. Kalau perahunya ada 1.000, misal masing-masing total selama sebulan butuhnya sekitar 180.000 liter, maka perlu disiapkan di beberapa beberapa titik,” terangnya.
Tidak hanya bantuan berupa peralatan dan fasilitas nelayan, ia juga ingin membantu pengamanan di wilayah laut Kota Surabaya. Bantuan pengamanan itu diberikan setelah menerima keluhan dari nelayan, kalau di sekitar pesisir Surabaya ada nelayan dari luar kota yang menggunakan bom ikan atau bondet.
“Itu bisa merusak ekosistem di bawah (laut). Nah, saya meminta untuk didirikan menara pantau. Ketika ada perahu dari luar yang menggunakan bondet harus didekati. Nanti akan diperkuat Satpol PP, untuk berkoordinasi dengan Pol Airud, agar kalau ada perahu pakai bondet bisa diinggirno, dicekel (dipinggirkan dan ditangkap),” tegasnya.
Selain itu, Wali Kota Eri juga menerima usulan dari KUB nelayan untuk dibuatkan tempat pelelangan ikan (TPI) di sekitar pesisir Surabaya. Tujuannya, agar hasil tangkapan bisa segera dijual usai melaut.