Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disbudporapar) bekerja sama dengan Ozora Yatrapaktaja (PT Mega Ozora Venture), menggelar Surabaya Startup Festival (SSF) 2.0. Festival ini bagian dari upaya pemkot mengembangkan sumber daya pariwisata dan ekonomi kreatif.
Festival ini telah memasuki edisi kedua dengan mengangkat tema ‘Discovering the Treasure of Surabaya for Entrepreneurs’. SSF bertujuan memberdayakan para pelaku usaha rintisan melalui inkubasi bisnis dan kompetisi yang digelar sepanjang tahun.
Kepala Disbudporapar Kota Surabaya, Hidayat Syah mengatakan bahwa SSF merupakan bentuk konkret dari kemitraan Pemkot Surabaya dengan Ozora Yatrapaktaja yang ditandatangani tahun 2022.
“Program ini berfokus pada pengembangan startup berbasis di Surabaya. Harapannya bisa menciptakan ekosistem yang solid antara startup, komunitas, para pemangku kepentingan, inkubator bisnis, talenta muda, hingga investor,” kata Hidayat Syah, Jumat (4/10/2024).
Hidayat menjelaskan bahwa SSF pertama kali diadakan pada Juni hingga Desember 2022, yang dikenal sebagai SSF 1.0. Sukses dengan edisi pertama, SSF 2.0 berlangsung dari November 2023 hingga Oktober 2024, dengan melibatkan 25 startup dari 100 lebih entitas.

“Sebagian besar peserta (70 persen) dari Surabaya, dengan fokus di berbagai bidang seperti aplikasi layanan jasa, manajemen rantai pasokan, kesehatan, perawatan, hingga event organizing,” ia menambahkan.
Para peserta SSF dihadapkan pada tantangan untuk mengatasi isu-isu strategis. Di antaranya, penyediaan tenaga kerja dan ahli, layanan kesehatan, upscaling UKM hingga perlindungan digital. Ada pula isu strategis terkait pendidikan, kuliner, lingkungan, pariwisata hingga sektor perikanan.
Sementara itu, PJs Wali Kota Surabaya Restu Novi Widiani mengatakan, program ini bukan sekadar kompetisi. Sebab, di dalamnya banyak ide-ide baru dari para startup. Menariknya, startup ini mampu menjadi kunci penting menghadapi tantangan ekonomi di era digital. Tujuna lain, mewujudkan Surabaya menuju kota dunia yang maju, humanis, dan berkelanjutan.
“Ini adalah komitmen Pemkot Surabaya mendukung para pengusaha muda dalam mengembangkan ide bisnisnya,” kata PJs Wali Kota Surabaya, Restu Novi Widiani.
Ia menambahkan bahwa sebanyak 327 peserta mendaftarkan karyanya di SSF 2.0. Kemudian dilakukan proses inkubasi bisnis yang diikuti 25 startup terpilih.
Ke depan, Pemkot Surabaya akan terus mendukung karya-karya para pelaku startup, dengan harapan lebih cepat berkembang. Sebab, potensi perkembangan dari pelaku startup cukup besar.

“Ada tren kenaikan, maka akan diselaraskan dengan OPD lainnya. Seperti Diskopindag, Disnaker, dan Disbudporapar. Tahun ini diikuti 327, sedangkan tahun lalu 200. Artinya, ini membuktikan ada peningkatan peserta. Ke depan, peserta yang terpilih makin bertambah, bukan sekadar jumlahnya,” imbuhnya.
PJs Wali Kota Restu Novi menegaskan, para pelaku startup juga tidak perlu khawatir proses perizinan. Karena Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi telah melakukan beragam inovasi sebelum masa cuti. Salah satunya mempermudah dan mempercepat alur perizinan sebagai upaya menggenjot investasi.
Melalui inovasi tersebut, Pemkot Surabaya berhasil meraih penghargaan sebagai Kota Predikat Terbaik Pertama, dalam kategori Pemberian Layanan Investasi Terbaik, pada Anugrah Layanan Investasi (ALI) 2024.
Selain itu, Kota Surabaya menjadi satu-satunya kota pertama yang meraih predikat AA (sangat memuaskan) dalam penilaian Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Dengan demikian, pelayanan di Kota Surabaya sangat jelas dan efektif.
Sementara itu, Founding Partner Ozora Yatrapaktaja, Margaret Srijaya menyampaikan bahwa ada tren kenaikan terhadap perkembangan startup di Surabaya. Pada SSF 2.0, peserta yang mendaftar mencapai 327, dan lebih banyak dibandingkan tahun lalu yang hanya 200 startup.
“Ini adalah kolaborasi kedua. Kami berkomitmen untuk menyelenggarakan SSF dengan Pemkot Surabaya dalam rangka menggerakkan ekosistem startup di Surabaya untuk terus tumbuh,” pungkasnya.