• 09 Jun, 2025

Strategi Pemkot Surabaya Dongkrak Produktivitas Pertanian Kota

Strategi Pemkot Surabaya Dongkrak Produktivitas Pertanian Kota

PEMERINTAH Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) terus meningkatkan produktivitas pertanian di tengah keterbatasan lahan. Hal ini dilakukan sebagai upaya mendukung ketersediaan bahan pokok dan ketahanan pangan di Kota Pahlawan.

Kepala DKPP Kota Surabaya, Antiek Sugiharti menjelaskan telah memiliki strategi dan langkah konkret untuk mencapai tujuan tersebut. Pertama, pihaknya memberikan dukungan kepada petani konvensional melalui penggunaan teknologi pertanian.

“DKPP menyediakan peminjaman alat dan mesin pertanian (ALSINTAN) pra-panen dan pasca-panen. Sebut saja hand tractor, cultivator, pompa air, rice transplanter, combine harvester, dan portable rice milling,” kata Antiek Sugiharti saat dihubungi pada Senin (26/2/2024).

Dukungan lainnya termasuk pembagian sarana budi daya seperti benih, pupuk, mulsa, jaring, dan insektisida/fungisida. Di dalamnya juga pendampingan budi daya dan kelembagaan kelompok tani (Poktan) oleh penyuluh pertanian.

Tak hanya itu, DKPP juga memberikan perhatian kepada para petani perkotaan. Bentuk perhatian itu berupa pelatihan teknis budi daya dan pengembangan usaha bagi pemula maupun pembudidaya.

“Kami juga membagikan sarana di lahan terbatas dengan teknik TASAPOT (Tanaman Sayur dalam Pot) dan hidroponik,” Antiek menambahkan.

Dukungan lain yang diberikan DKPP Surabaya kepada petani perkotaan atau masyarakat umum adalah pemberian bibit tanaman sayur, benih buah hingga Toga (Tanaman Obat Keluarga). DKPP Surabaya juga turut melakukan pengembangan kegiatan Pekarangan Pangan Lestari (P2L) serta pendampingan budidaya pertanian perkotaan.

Pengembangan kapasitas terhadap penyuluh pertanian, tak luput menjadi concern DKPP Surabaya. Para penyuluh pertanian turut diberikan pembekalan pengembangan kapasitas penyuluh melalui Bimtek dan sertifikasi. Juga, pemberian pelatihan teknis budi daya dan penanggulangan hama.

“Selain itu, kami juga memberikan pelatihan keterampilan khusus, seperti teknik komunikasi efektif dan penggunaan media sosial untuk meningkatkan kualitas SDM di bidang pertanian," tuturnya.

Sepanjang tahun 2023, DKPP Surabaya telah memberikan berbagai bantuan sarana dan prasarana pertanian. Di antaranya, benih padi Inpati 46 (20 kg), benih unggul cabai rawit (121 pack), benih tomat (2 pack), benih melon (26 pack), benih blewah (2 pack), benih umbi bawang merah (390 kg) pupuk organik (310 kantong), hingga insektisida (18 botol).

Ada pula sarana dan prasarana pertanian lain yang diberikan DKPP sepanjang tahun 2023. Bantuan itu meliputi mulsa (20 unit), terpal (7 unit), jaring (72 unit), paket sarana hidroponik serta paket sarana Tasapot.

“Produksi padi di Kota Surabaya tahun 2023 mencapai 7.150,97 ton gabah kering panen atau setara dengan 3.938,04 ton beras,” tambahnya.

Menurut Antiek, hasil produksi pertanian yang dikelola keluarga miskin (Gamis) melalui program padat karya, penjualannya dilakukan lewat pasar atau sentra pasar kuliner terdekat. Kemudian juga dilakukan melalui media sosial kepada warga sekitar. Sedangkan hasil produksi petani, dijual langsung kepada pengepul.

Bahkan beberapa Poktan telah berhasil menjual langsung hasil pertanian kepada konsumen. Yakni, dengan mengolah gabah kering menjadi beras dengan cara memanfaatkan mesin seleb atau rice milling pinjaman milik DKPP. Dijelaskan Antiek Poktan tersebut meliputi Tani Bahari Karya (Kecamatan Sukolilo), Benteng Samudra (Kecamatan Bulak), dan Sri Sedono (Kecamatan Lakarsantri).

Berdasarkan catatan DKPP, saat ini ada 34 Poktan yang tersebar di sejumlah wilayah seperti di Kecamatan Bulak 2 Poktan, Benowo 2 Poktan, Karang Pilang 3 Poktan, Wiyung 3 Poktan, Lakarsantri 8 Poktan, Sambikerep 7 Poktan, Pakal 5 Poktan, Sukolilo 1 Poktan, Gayungan 2 Poktan, dan Tandes 1 Poktan.

Sementara realisasi panen petani di Surabaya pada Januari 2024, mencapai 273,08 ton padi. Selain itu, sejumlah komoditas lain yang berhasil panen pada Januari 2024 adalah cabai besar 0,65 ton, cabe rawit 0,42 ton, bawang merah 0,31 ton, dan tomat 0,45 ton.