SURABAYA-SMPN 28 Surabaya meraih prestasi tertinggi di bidang pendidikan dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPA) RI. Prestasi itu diberikan atas keberhasilannya memenuhi standarisasi satuan pendidikan ramah anak jenjang SMP.
Capaian ini tidak lepas dari berbagai program yang dijalankan Pemerintah Kota Surabaya guna mewujudkan Kota Layak Anak tingkat dunia. Hasilnya, SMPN 28 mampu memenuhi standarisasi satuan pendidikan ramah anak dengan nilai tertinggi.
Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Yusuf Masruh mengaku bangga apa yang sudah dicapai SMPN 28. Menurutnya, SMPN 28 terlebih dahulu telah menjadi pilot project dalam penerapan sekolah inklusi.
Yakni mengakomodasi dan mendampingi anak-anak berkebutuhan khusus. Selain itu, sekolah juga wajib menciptakan ruang aman bagi anak, yang salah satunya mencegah perundungan atau bullying di ruang pendidikan.
“Alhamdulilah SMPN 28 mendapatkan nilai sempurna, 100. Karenanya, sekolah harus menjadi ruang aman bagi anak, salah satunya dengan meminimalisasi perundungan untuk mewujudkan sekolah ramah anak,” kata Yusuf, Selasa (21/11/2023).
Indikator penilaian yang dilakukan Kemen PPA meliputi komitmen antar-warga sekolah, orang tua, masyarakat, camat, lurah, stakeholder, hingga kepolisian, terkait pelaksanaan anti-bullying dan kekerasan seksual.
Termasuk toleransi kepada anak-anak inklusi. Sebab anak-anak juga memiliki hak yang sama dalam mengakses pendidikan. Hal ini juga dikuatkan melalui kurikulum Merdeka yang tersambung dengan program Sekolahe Arek (Aman, Rekreatif, Edukatif, dan Kolaboratif) Suroboyo (SAS).
“Sekolahe Arek Suroboyo ini terkait dengan pemberian tugas-tugas yang tidak sembarangan dan terorganisir agar tuntas di sekolah. Sekolahe Arek Suroboyo ini juga menjadi ruang aman untuk mewujudkan sekolah ramah anak,” jelasnya.
SMPN 28 menjadi sekolah pertama di Kota Surabaya yang berhasil memenuhi standarisasi satuan pendidikan ramah anak dengan nilai tertinggi pada jenjang SMP pada tahun 2023.
“Ini (penghargaan) yang pertama, sekaligus yang tertinggi. Jadi tidak hanya komitmen, tetapi semuanya disediakan. Termasuk aturan yang dibuat sekolah dan pelaksanaan sekolah ramah anak,” ujarnya.
Kepala Dinas Pemberdayaan, Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3A-PPKB) Kota Surabaya, Ida Widayanti mengatakan, SMPN 28 berhasil mendapat sertifikasi sekolah ramah anak. Tentunya hal ini turut mendukung Surabaya menjadi Kota Layak Anak tingkat dunia.
“Bahkan Kota Surabaya melalui Forum Anak Surabaya (FAS) beberapa hari lalu meraih Atmaja Award untuk Forum Anak Kota/Kabupaten Terbaik se-Jawa Timur. Ke depan, kita akan terus mewadahi potensi mereka,” kata Ida.
Karenanya, FAS turut membantu Pemkot Surabaya menyosialisasikan dan mengedukasi pencegahan kekerasan pada perempuan dan anak di tingkat Balai RW.