SURABAYA - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mengimbau kepada seluruh SMP Negeri di Kota Pahlawan untuk membiasakan diri Berbahasa Inggris saat berinteraksi. Langkah ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa asing bagi pelajar Surabaya.
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi menyampaikan bahwa imbaun tersebut berlaku setiap hari Jumat. Karenanya, ia meminta Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya memperhatikan kesiapan sekolah membudayakan kebiasaan sehari Berbahasa Inggris di ruang pendidikan.
“Mungkin tiap hari Jumat. Ini masih dimulai. Kalau tidak (dilakukan), Surabaya bisa ketinggalan. Sekolah negeri menggunakan Bahasa Inggris dari cara mengajar atau kalau tidak, guru mengajar Berbahasa Indonesia. Nah, saat jam istirahat guru maupun siswa berinteraksi Berbahasa Inggris,” kata Wali Kota Eri beberapa waktu lalu.
Wali Kota Eri mengaku bahwa imbauan ini berasal dari keinginan para pelajar. Sejauh ini pelajar mulai menyadari pentingnya kemampuan berbahasa asing untuk mempererat hubungan persahabatan di tingkat internasional.
“Sebetulnya pemikiran ini sudah ada di anak-anak SMP. Ini luar biasa, karena anak-anak mulai menyadari. Ketika dewasa, dia harus bersaing di tingkat internasional. Sebab, Bahasa internasional adalah Bahasa Inggris, hari ini mereka mulai memahami,” ungkapnya.
Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Yusuf Masruh mengatakan, imbauan sehari Berbahasa Inggris di ruang pendidikan, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan seluruh SMP Negeri.
“Itu bisa diterapkan pada hari Jumat. Karena di hari Jumat kegiatan anak-anak lumayan longgar, sehingga lebih leluasa berkomunikasi antar-teman. Alhamdulilah saya sudah koordinasi dengan teman-teman kepala sekolah, dan responsnya bagus,” kata Yusuf.
Ia mengaku, pada implementasi sehari Berbahasa Inggris akan dibangun anak-anak ketika berkomunikasi. Harapannya, kosakata bisa makin bertambah. “Semakin banyak kosakata, semakin mereka lancar Berbahasa Inggris. Jam pelajaran Bahasa inggris juga akan dimaksimalkan,” ungkapnya.
Untuk menggugah kebiasaan berbahasa asing, pihaknya tidak mempermasalahkan tata bahasa atau grammar untuk sementara waktu. Sebab, dispendik ingin menggugah ketertarikan siswa meningkatkan kemampuan berbahasa asing.
“Mulai dari sederhana seperti good morning (selamat pagi), nanti akan tertata sendiri. Ke depan guru-guru akan tertarik dan terlatih,” pungkasnya.