• 24 Apr, 2025

Penuhi Kebutuhan Nakes, Pemkot Surabaya Siap Buka Akademi Perawat

Penuhi Kebutuhan Nakes, Pemkot Surabaya Siap Buka Akademi Perawat

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya berencana membuka Akademi Keperawatan (Akper) pada tahun 2025. Tujuan pembukaan ini untuk memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan di rumah sakit milik pemkot, serta mendukung program satu RW satu nakes.

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi menyatakan bahwa kebutuhan nakes di rumah sakit milik pemkot berasal dari usulan warga. Makanya, ia memastikan akan membangun sekolah atau akademi perawat di belakang Rumah Sakit Surabaya Timur. 

“Nantinya kebutuhan perawat untuk RS itu dari anak-anak Surabaya yang bersekolah di bidang keperawatan. Insya Allah tahun 2025 akan direalisasikan,” kata Wali Kota Eri beberapa waktu lalu. 

Selain itu, Wali Kota Eri mengatakan bahwa Akper di Surabaya akan terintegrasi dengan program satu keluarga satu sarjana. Di mana anak-anak dari keluarga miskin (Gamis), yang memiliki peminatan di bidang kesehatan bisa menempuh pendidikan.

“Wabil khusus untuk program satu keluarga satu sarjana itu. Saya akan fokuskan di sana (sekolah Akper). Jadi anak-anak orang miskin yang ingin sekolah gratis bisa dimasukan ke sekolah perawat. Mereka yang lulus bisa langsung bekerja,” paparnya.

Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) Kota Surabaya, Irvan Wahyudradjat menyampaikan, rencana pembukaan Akper  dilatarbelakangi kebutuhan yang semakin meningkat setiap tahunnya.

“Terlebih untuk program satu RW satu nakes, itu kebutuhannya banyak. RW di Kota Surabaya ada sekitar 1.300, jadi ada banyak perawat yang dibutuhkan untuk memenuhi semuanya,” Irvan menjelaskan.

Saat ini, Pemkot Surabaya terus berupaya meningkatkan layanan kesehatan pada masyarakat. Salah satunya yaitu mewujudkan layanan kesehatan di tingkat rukun warga (RW). Program tersebut akan dimulai tahun 2025 mendatang. Sebanyak satu dokter dan satu perawat akan diterjunkan pada tiap RW.

Saat ini, Pemkot Surabaya sedang melakukan koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim), terkait perizinan dan kurikulum. Dari hasil koordinasi itu, akan dilakukan kajian. Apakah perlu disertai pembangunan gedung, atau menggunakan aset Pemkot Surabaya.

“Insya Allah semuanya tahun depan. Saat ini sedang koordinasi dengan pemprov. Kalau tidak harus membangun dulu, dan bisa memakai aset pemkot, nanti akan dijalankan dulu,” kata Irvan.

Irvan menambahkan, Akper Kota Surabaya berada di bawah naungan Dinas Kesehatan (Dinkes). Begitu juga dengan dengan kurikulum, akreditasi dan kebutuhan pendidikan lainnya, dinas kesehatan tetap menjadi leading sektor.