SELAIN membangun infrastruktur yang langsung dapat dirasakan warga, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bersama jajaran Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya juga memperkuat pendidikan. Bahkan, dalam bidang sosial dan kesejahteraan rakyat juga diprioritaskan, sehingga warga Surabaya kian sejahtera.
Adapun capaian program Wali Kota Eri tahun 2023, salah satunya juga bisa dilihat dari bidang pendidikan. Tahun 2023, pemkot menyalurkan bantuan seragam sebanyak 55.751 kepada pelajar SD/MI dan SMP/MTS, baik negeri maupun swasta. Untuk jenjang SD/MI sebanyak 37.095 seragam dan SMP/MTS mencapai 18.656 seragam.
“Pemkot bersama Baznas Surabaya juga membantu tebus ijazah untuk pelajar Surabaya di tingkat SMA/SMK/MA sebanyak 436 ijazah,” kata Wali Kota Eri di ruang kerjanya beberapa waktu lalu.
Pemkot Surabaya juga memberikan beasiswa Pemuda Tangguh jenjang SMA/SMK/MA dan Pemuda Tangguh untuk mahasiswa. Khusus beasiswa jenjang SMA/SMK/MA mencapai 20.356 siswa. Sedangkan jenjang mahasiswa sebanyak 3.196 mahasiswa.
Menurut Wali Kota Eri, beasiswa ini penting karena ia ingin pemuda-pemuda tangguh itu menjadi agen perubahan di setiap RW-nya. Ia juga ingin pemuda tangguh itu semakin dekat dengan warganya, karena ia yakin pemuda tangguh inilah yang akan menjadi pemimpin di tahun 2045.
“Saya ingin menyiapkan para pemuda Surabaya untuk menjadi pemimpin tahun 2045. Nah, untuk mendukung itu, pemerintah hadir memberikan beasiswa pendidikan, sehingga pendidikan itu berhak untuk semua pemuda Surabaya tanpa memandang latar belakang,” Wali Kota Eri menjelaskan.
Tahun lalu pemkot juga fokus menyejahterakan warga melalui program Padat Karya dan Penyaluran Bekerja. Program ini membuat pemkot berhasil menyalurkan tenaga kerja atau berhasil memberikan pekerjaan kepada warga sebanyak 36.194 warga.
“Adanya program ini, perekonomian Surabaya juga tumbuh. Pada 2020 silam, atau masa pandemi Covid-19, tingkat perekonomian Surabaya -4,85 persen, kemudian naik jadi 4,29 persen pada tahun 2021, dan 2022 menjadi 6,51 persen,” ujarnya.
Banyaknya warga bekerja membuat perekonomian tumbuh dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) tahun 2023 terus turun. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Surabaya, TPT Surabaya saat pandemi Covid-19 tahun 2020 berada di angka 9,79 persen.
Kemudian, pada 2021 angka TPT menjadi 9,68 persen, dan tahun 2022 membaik 7,62 persen, hingga pada tahun 2023 sudah berada di level 6,76 persen. “Selama tahun 2022-2023 TPT Surabaya turun 0,9 persen,” tegasnya.
Keberhasilan program ini juga berdampak pada penurunan angka kemiskinan dan kemiskinan ekstrem. BPS mencatat angka kemiskinan Surabaya tahun 2021 di angka 5,23 persen atau sekitar 152,49 ribu jiwa, kemudian tahun 2022 turun 4,72 persen atau sekitar 138,21 ribu jiwa, dan tahun 2023 mencapai 4,65 persen atau 136,37 ribu jiwa.
Sedangkan angka kemiskinan ekstrem Surabaya tahun 2021 di angka 1,2 persen atau sekitar 35 ribuan, kemudian pada tahun 2022 angkanya menjadi 0,8 persen atau sekitar 23 ribuan.
“Data kemiskinan ekstrem yang kami terima terakhir sampai tahun 2022, dan mulai 2021-2022 angka kemiskinan ekstrem itu sudah ada penurunan sekitar 0,4 persen, data ini insyaallah terus turun di tahun 2023,” ujarnya.
Salah satu fokus utama Wali Kota Eri bersama jajaran Pemkot Surabaya tahun 2023 adalah menekan angka stunting. Hingga akhir 2023, angka stunting di Surabaya tersisa 279 kasus. Dari data ini diketahui ada yang dari luar kota, dan rata-rata memiliki penyakit bawaan. Alhasil, sejumlah kelurahan dan puskesmas di Surabaya sudah zero stunting.
“Alhamdulillah IPM kita juga naik. Tahun 2021 berada di angka 82,94, lalu di tahun 2022 menjadi 83,32, dan tahun 2023 berada di angka 83,99,” pungkasnya.