• 24 Apr, 2025

Pemkot Surabaya Antisipasi Genangan dengan Optimalkan Rumah Pompa dan Normalisasi Saluran

Pemkot Surabaya Antisipasi Genangan dengan Optimalkan Rumah Pompa dan Normalisasi Saluran

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya telah menyiapkan berbagai langkah mencegah terjadinya genangan menjelang musim penghujan. Ada beberapa langkah antisipasi yang meliputi mengoptimalkan rumah pompa hingga normalisasi dan pembersihan saluran.

Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya, Syamsul Hariadi mengatakan bahwa ujung tombak penanganan genangan terletak pada optimalisasi rumah pompa. Saat ini Pemkot Surabaya memiliki 76 rumah pompa yang tersebar lokasi di beberapa wilayah.

“Ujung tombaknya ada di rumah pompa. Saat ini, kita memiliki 76 rumah pompa yang tersebar di berbagai titik. Setiap rumah pompa memiliki antara 3 hingga 7 unit pompa, dengan kapasitas minimal 3 meter kubik,” kata Syamsul Hariadi.

Selain pompa utama, Syamsul mengungkapkan bahwa setiap rumah pompa juga dilengkapi pompa kecil untuk mengatasi lumpur. Langkah ini diharapkan bisa membantu mencegah genangan air lebih efektif. Hal inilah yang membuat genangan di Surabaya tidak sampai menginap.

Syamsul menjelaskan bahwa sebelum hujan turun, tim DSDABM Surabaya sudah memulai langkah preventif dengan mengosongkan saluran air melalui pompa. 

satgas-membersihkan-saluran-air.jpg

“Begitu langit mendung, kami segera mengosongkan saluran-saluran melalui rumah pompa, dan airnya dibuang ke laut. Ketika hujan turun, air akan langsung masuk ke saluran yang sudah kosong,” jelasnya.

Selain pengoperasian rumah pompa, pihaknya juga melakukan pengerukan atau normalisasi saluran, baik primer maupun sekunder selama musim kemarau. Pengerukan dilakukan untuk meningkatkan kapasitas saluran, sehingga air dapat mengalir dengan lancar saat hujan datang. 

Akan tetapi, Syamsul kembali menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat. Meski pengerukan saluran tersier di wilayah pemukiman menjadi tanggung jawab warga, namun Pemkot Surabaya tidak menutup mata. 

“Kami siap membantu warga yang ingin melakukan kerja bakti di wilayahnya. Jika ada lokasi yang sulit, seperti gorong-gorong, kami akan kirimkan personel untuk membantu,” ia menambahkan.

Selain itu, DSDABM juga bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk menangani perantingan pohon. Langkah ini sebagai antisipasi angin kencang yang sering menyertai saat hujan deras. Sejauh ini, DLH telah mulai memangkas ranting pohon yang berisiko saat musim hujan.

pemkot-surabaya-mengoptimalkan-rumah-pompa.jpg

Untuk memastikan kesiapan peralatan, Syamsul mengungkapkan bahwa DSDABM juga memiliki divisi operasional khusus. Divisi ini bertugas melakukan pengecekan rumah pompa maupun alat-alat berat secara berkala. 

“Jika ada kerusakan, langsung kami perbaiki. Dan jika ada komponen yang kurang, sparepart segera diorder. Jadi, peralatan kami InsyaAllah sudah siap menghadapi musim hujan,” tegas Syamsul.

Selain itu, Syamsul menyebutkan bahwa DSDABM juga memiliki ribuan Satuan Tugas (Satgas). Saat ini Satgas DSDABM berjumlah 1.700 yang tersebar di tujuh wilayah casement area. Ditambah 300 personel yang berjaga di rumah pompa selama 24 jam dengan sistem shift. Syamsul juga mengajak warga Surabaya turut menjaga kebersihan saluran dengan tidak membuang sampah sembarangan. 

Sementara itu, Kepala Bidang Drainase DSDABM Kota Surabaya, Windo Gusman Prasetyo menambahkan bahwa pihaknya telah melakukan normalisasi saluran sejak musim kemarau.

“Kami sudah menjadwalkan pengerukan sedimen dan sampah di berbagai lokasi. Sampai September 2024. Termasuk memelihara 87 lokasi saluran dengan alat berat dan 219 lokasi saluran menggunakan Satgas," kata Windo.

Namun, Windo mengungkapkan bahwa tantangan terbesar normalisasi adalah keberadaan sampah yang menyumbat saluran hingga penyarang rumah pompa. Apabila sampah itu tidak dibersihkan, maka akan menghambat aliran hingga membuat elevasi level air cepat naik. “Oleh karena itu, Satgas di rumah pompa selalu siaga membersihkan sampah-sampah,” pungkasnya.