• 24 Apr, 2025

Pemkot Minta Orang Tua dan Guru Bantu Kelola Emosi Pelajar di Masa Pubertas

Pemkot Minta Orang Tua dan Guru Bantu Kelola Emosi Pelajar di Masa Pubertas

PEMERINTAH Kota Surabaya bersama Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kota Surabaya membagikan tips pencegahan serta solusi dalam menghadapi masa pubertas remaja. Para remaja di Kota Pahlawan diharapkan lebih siap dan percaya diri saat memasuki masa pubertas. 

Pembelajaran tersebut dikemas melalui workshop ‘Pengetahuan Bagi Remaja dalam Menghadapi Masa Pubertas’, di Gedung Wanita Candra Surabaya beberapa waktu lalu. Kegiatan ini diikuti pelajar jenjang SMP, guru bimbingan konseling, serta orang tua para pelajar.

Penasehat DWP Kota Surabaya, Rini Indriyani mengatakan workshop ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman remaja dalam masa pubertas. Menurutnya, masa pubertas adalah masa transisi yang sangat krusial dalam kehidupan seorang remaja. 

“Pada masa ini, mereka mengalami berbagai perubahan fisik, emosional, dan psikologis. Ini semua memerlukan pemahaman dan penanganan yang tepat. Penting bagi remaja memiliki pengetahuan yang cukup, agar dapat menghadapi masa tersebut dengan baik dan bijaksana,” kata Bunda Rini Indriyani sapaan akrabnya.

Bunda Rini Indriyani menyadari bahwa peran keluarga dan sekolah, khususnya orang tua dan guru, sangat penting dalam mendampingi remaja menghadapi masa pubertas. “Selain memberi pengetahuan kepada remaja, kami juga berharap agar para orang tua dan guru dapat lebih memahami dan mendukung proses ini,” ujarnya.

Melalui workshop ini, para remaja dapat memperoleh informasi yang akurat mengenai perubahan yang terjadi. Selain itu, Bunda Rini berharap ada cara-cara yang tepat untuk menghadapinya. Ia juga berharap ajang ini menjadi wadah untuk berbagi pengalaman dan saling mendukung antara remaja dan orang tua.

Sementara itu, Ketua Dharma Wanita Persatuan Kota Surabaya, Shinta Setia menyampaikan kegiatan ini turut menggandeng sejumlah psikolog. Pihaknya juga menyikapi situasi saat ini. Misalnya perlu adanya bekal bagi para remaja, agar lebih siap, percaya diri, serta mampu mengenali indikasi bullying atau kekerasan.

“Tujuan utamanya untuk memberikan edukasi bagi para remaja, guru, maupun orang tua. Kita ingin membangun sistem yang mendukung bagi remaja. Serta, melakukan upaya pencegahan dan penanganan kekerasan,” pungkasnya.