Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bersama Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) mengadakan Gelar Produk Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA) di Kecamatan Gubeng. Gelar produk UPPKA kali ini berlangsung di Alun-alun Balai Pemuda Surabaya, Selasa (6/8/2024).
Kegiatan ini merupakan kolaborasi antara pemkot dengan Universitas Pembangunan Negeri (UPN) Veteran, rangka mewujudkan ketahanan ekonomi keluarga melalui UPPKA.
Ketua Dekranasda Kota Surabaya, Rini Indriyani mengungkapkan apresiasinya terhadap kolaborasi yang telah berlangsung selama delapan tahun antara pemkot dan UPN Veteran dalam pendampingan UPPKA.
“Kerja sama ini telah memasuki tahun ke delapan, setiap tahunnya sudah dilaksanakan pendampingan selama tiga bulan, hingga benar-benar siap dan menghasilkan. Terima kasih kepada seluruh tim UPN yang selalu mendampingi,” ujar Bunda Rini, sapaannya, dalam sambutannya.
Bunda Rini juga menekankan pentingnya dukungan dari berbagai pihak. Terutama para akseptor dan pihak keluarga yang dengan sukarela menjalankan program tersebut. Menurutnya, keputusan menjadi akseptor bukanlah hal yang mudah dan memerlukan banyak diskusi dengan keluarga.
“Ada perubahan signifikan dari tahun lalu. Di mana peserta tahun ini lebih muda. Ini menunjukkan perkembangan yang baik. Kami berharap dengan program akseptor ini bisa menurunkan angka stunting,” tuturnya.
Bunda Rini menyebut stunting tidak selalu kekurangan gizi. Bisa juga faktor usia ibu saat hamil, jarak antar-kehamilan, hingga jumlah kehamilan. Oleh karena itu, program ini berfokus pada perencanaan keluarga yang baik.
“Adanya pendampingan ini, semoga dapat merencanakan keluarga dengan lebih baik. Sehingga bisa mendidik anak-anak menjadi lebih baik lagi dari orang tuanya,” jelasnya.
Tahun 2024 ini, Bunda Rini menjelaskan bahwa UPPKA menampilkan inovasi produk pangan alternatif pengganti beras dengan kandungan gizi yang hampir sama. Bahkan, produk-produk ini juga diolah dengan tambahan protein hewani untuk meningkatkan nilai gizi.
“Saya berharap ke depan dinas terkait bisa mendampingi, membantu bagaimana UMKM bisa menjual produknya melalui e-Peken atau SKG (Surabaya Kriya Gallery). Pemerintah kota akan membantu semaksimal mungkin membuat UMKM maju di tingkat Surabaya, nasional, bahkan internasional,” ujarnya.
Ketua Pusat Program Studi Ekonomi dan Sosial UPN Veteran sekaligus Ketua Tim Pembina UPPKA, Ignatia Martha menyampaikan bahwa gelar produk UPPKA tahun ini merupakan gelaran yang kedelapan kalinya.
“Kami berterimakasih karena telah terlibat selama beberapa tahun dan bekerjasama dengan dinas terkait melakukan pembinaan dan pendampingan berkelanjutan terhadap ibu-ibu di dalam UPPKA,” kata Martha.
Martha juga menerangkan tujuan dari program ini untuk meningkatkan kemampuan ibu-ibu dalam mengelola pangan sehat. Termasuk untuk meningkatkan percaya diri dan mendukung kemandirian ekonomi keluarga.
“Kami berharap ibu-ibu dari 10 kelompok di Kecamatan Gubeng ini mampu melanjutkan usahanya, dan meningkatkan pendapatan dalam enam bulan ke depan,” ujar Martha.
Gelar produk ini merupakan sesi terakhir dari tiga bulan pendampingan dan pelatihan yang diberikan. Tahun ini, topik yang diangkat adalah pangan sehat nonberas, dengan fokus pada umbi-umbian sebagai alternatif karbohidrat. Pihaknya berharap, kegiatan ini bisa terus berlanjut dan memberikan dampak positif, terutama para akseptor KB di Kecamatan Gubeng.
Selain gelar produk UPPKA, acara ini juga diwarnai dengan penyerahan penghargaan dari Pemkot Surabaya kepada Tim Pusat Studi Ekonomi dan Sosial UPN Veteran sebagai pembina UPPKA Kecamatan Gubeng.
Selain itu, berbagai produk inovatif dari 10 kelompok UPPKA Kecamatan Gubeng juga ditampilkan dalam fashion show. Di antaranya, dimsum ubi ungu, lengkong (lapis legit singkong), kongsina (singkong isi tuna), jus laning (labu kuning), jemblem korea, cassava dimsum, sicokot (singkong cokot), roll cassava, hingga kroket singkong kelor.