Kepemimpinan Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi dan Wakil Wali Kota Surabaya, Armuji sudah berjalan sekitar 3,5 tahun. Berbagai program sudah dilakukannya, termasuk ‘menerangi’ perkampungan dengan pemasangan 113.426 Penerangan Jalan Umum (PJU).
Penambahan PJU ini dilakukan untuk meningkatkan kenyamanan dan keamanan warga. Komitmen ini juga diharapkan dapat mendongkrak perekonomian warga saat beraktivitas malam hari.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menuturkan, pemasangan PJU merupakan hasil tindak lanjut usulan yang disampaikan warga. Misalnya realisasi tahun 2024, merupakan hasil tindak lanjut berita acara yang ditandatangani Perangkat Daerah (PD) bersama RT/RW dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) pada tahun 2023.
“Realisasi penambahan PJU tahun ini berdasarkan usulan-usulan yang disampaikan warga. Usulan itu sebelumnya tertuang dalam berita acara yang ditandatangani bersama pada tahun 2023 lalu,” kata Wali Kota Eri beberapa waktu lalu.
Ia juga menegaskan bahwa selama 3,5 tahun terakhir, jumlah PJU naik signifikan, yakni total mencapai 113.426 titik. Adapun rinciannya, tahun 2021 mencapai 93.252 titik, kemudian naik menjadi 96.252 titik pada satu tahun kemudian.
PJU di Kota Surabaya bertambah menjadi total 105.846 titik pada tahun 2023. Sementara pada 2024 hingga awal Maret ini sudah ada penambahan 7.580 titik PJU baru di Kota Pahlawan.
“Pemkot Surabaya telah merencanakan pemasangan 8.185 titik PJU baru hingga akhir tahun ini. Artinya, dari jumlah 7.580 titik PJU yang sudah terealisasi, masih ada sekitar 605 titik yang akan dipasang. Tapi jumlah itu kemungkinan masih bisa bertambah,” ia menambahkan.
Sementara itu, Kepala Bidang Prasarana Transportasi Dinas Perhubungan Kota Surabaya, Agung Karyadi menjelaskan mekanisme penambahan titik PJU. Ia mengatakan penambahan PJU dilakukan berdasarkan usulan warga yang menginginkan adanya peningkatan penerangan di jalan, lingkungan maupun perkampungan.
“Dari pengajuan warga kemudian kita lakukan survei lokasi untuk diukur jarak dan panjang jalan sekaligus penentuan dan penempatan PJU-nya, apakah sudah sesuai dari hasil cek lokasi atau belum,” jelas Agung.
Akan tetapi, Agung menyebut jika Dinas Perhubungan Kota Surabaya juga memiliki kriteria dalam menentukan area prioritas. Kriteria ini untuk memastikan area yang paling membutuhkan penerangan mendapat perhatian terlebih dahulu. “Pemasangan PJU itu juga prioritaskan di jalan gelap dan jalan-jalan protokol, yang penerangannya mulai menurun,” jelas Agung.
Agung mengakui jika penambahan PJU di Surabaya tidak lepas dari tantangan. Sebab, sekian ratus ribu PJU yang telah terpasang dalam 3,5 tahun terakhir, membutuhkan pemeliharaan.
“Tantangan terbesarnya adalah pemeliharaan PJU-nya sendiri, ditambah dengan perbaikan PJU apabila terjadi kerusakan,” ungkap Agung.
Dalam hal ini, Dishub Kota Surabaya sudah melakukan berbagai antisipasi. Salah satunya dengan melakukan monitoring melalui Command Center 112. Harapannya agar PJU ini berjalan dengan baik, misalnya memantau apabila terjadi kerusakan.
Tidak hanya itu, Pemkot Surabaya juga memiliki rencana jangka panjang menjaga keberlanjutan program penerangan jalan. Salah satunya melakukan perbaikan jaringan lama dan peremajaan lampu yang secara fungsi mulai menurun.
Menurut Agung, teknologi baru energi baru terbarukan (EBT) juga tak luput menjadi perhatian pemkot. Tujuannya agar penerangan di Surabaya menerapkan penerangan hemat energy keberlanjutan. Kini pihaknya tengah mengembangkan teknologi PJU Smart untuk memudahkan pemeliharaan.