METODE pembayaran non-tunai atau uang elektronik di sekolah terus diperluas Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi. Aplikasi bernama Katepay ini memiliki banyak kemudahan sebagai uang elektronik sekaligus memperkuat Surabaya sebagai Kota Layak Anak.
Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Kota Surabaya, Eddy Christijanto mengatakan berdasarkan data Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Kota Surabaya, saat ini sudah ada 215.646 pelajar Surabaya yang menggunakan dan memanfaatkan Katepay.
“Jadi, sejak diresmikan Pak Wali Kota, inovasi ini terus kami perluas ke hampir semua sekolah di Surabaya. Alhamdulillah saat ini sudah banyak pelajar Surabaya yang memanfaatkannya,” tegas Eddy di ruang kerjanya, Sabtu (17/2/2024).
Sebenarnya, Katepay adalah Kartu Identitas Anak (KIA). Berdasarkan Permendagri 2/2016, fungsi KIA adalah identitas penduduk bagi anak usia di bawah 17 tahun. Sebab, anak-anak juga penduduk yang punya hak konstitusional memiliki dokumen identitas penduduk. Sementara Wali Kota Eri telah meresmikan pada pertengahan tahun 2022.
Dalam Permendagri diamanatkan perluasan fungsi KIA menjadi kartu identitas penduduk. Seemntara fungsi di Kota Surabaya diperluas atas arahan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, sehingga melahirkan Katepay.
“Sebenarnya KIA Surabaya juga bisa digunakan untuk Katepay atau pembayaran non-tunai, untuk membeli jajanan dan minuman di kantin sekolah. KIA Surabaya juga bisa digunakan alat pembayaran naik Surabaya bus,” katanya.
Eddy juga menegaskan bahwa Katepay sangat banyak manfaatnya bagi anak-anak. Pertama, anak-anak bisa terbiasa menggunakan sistem pembayaran non-tunai yang terus digalakkan pemerintah. Kedua, transaksi non-tunai ini memudahkan pemantauan atau mengontrol uang saku yang diterima anak-anak.
Ketiga, ini menjadi sinergi kuat antara Perangkat Daerah Pemkot Surabaya dan stakeholder untuk terus berkolaborasi mewujudkan anak-anak cerdas dan sehat di sekolah.
“Jadi, orang tua bisa memanfaatkan Katepay yang ter-intergrasi dengan KIA, agar anak-anak terjaga ketika membelanjakan uang jajan-nya di sekolah (kantin/koperasi),” ia melanjutkan.
Eddy menegaskan bahwa seluruh makanan di kantin sekolah dalam pengawasan Dinas Kesehatan. Sebut saja mulai dari gizi maupun hegienitasnya serta rasanya. Di samping itu, anak-anak bisa pintar mengatur pengeluaran dan aman dari pemalakan.
Cara operasional cukup sederhan. Orang tua mengunggah aplikasi KatePay di PlayStore (khusus Android) serta melakukan registrasi akun. Apabila akun telah terdaftar, anak-anak tinggal menunjukkan KatePay/KIA ke petugas kantin atau gerai yang telah bekerjasama. Selanjutnya petugas membuka aplikasi pada gawai masing-masing.
“Transaksi akan tercatat dan terintegrasi pada gawai yang tersambung dengan KIA, sehingga pemasukan dan pengeluaran terpantau melalui sistem. Kami menyarankan agar aplikasi ini dipegang orang tua, agar dapat memantau transaksi anak-anak sekaligus melakukan pengisian saldo,” katanya.
Adapun cara pengisian saldo cukup mudah. Yakni dilakukan di gerai, kantin sekolah, J-connect Mobile Bank Jatim, atau di seluruh ATM. Bahkan, para orang tua juga bisa menentukan limit saldo harian KatePay.