• 24 Apr, 2025

Pemkot Surabaya Perkuat Peran Guru Cegah Radikalisme dan Terorisme

Pemkot Surabaya Perkuat Peran Guru Cegah Radikalisme dan Terorisme

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus memperkuat pencegahan radikalisme dan terorisme di lingkungan sekolah. Upaya ini mendapat dukungan dari Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Timur.

Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Yusuf Masruh, menegaskan pentingnya peran guru dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila kepada siswa. Menurutnya, guru harus menyesuaikan metode pengajaran sesuai dengan kondisi terkini.

Hal ini ia sampaikan di sela kegiatan sosialisasi pencegahan terorisme yang dihelat FKPT Jatim di Graha Sawunggaling, Pemkot Surabaya, Rabu (13/11/2024).

Yusuf menyatakan bahwa pencegahan radikalisme dan terorisme harus dimulai sejak dini, dengan pendekatan yang tepat terhadap siswa. Metode pembelajaran juga perlu diimprovisasi untuk menghadapi tantangan perubahan yang dihadapi generasi muda. "Kita harus memperhatikan kondisi anak-anak dan memberikan model pembelajaran yang sesuai," ujarnya.

Untuk itu, Dispendik Surabaya memfokuskan pada penguatan kurikulum. Salah satunya dengan menyisipkan pesan kebhinekaan dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dan Pendidikan Agama. 

pelajar-sd-perlu-mendapatkan-pemahaman-baya-radikalisme-1.jpg

Yusuf memastikan, setiap guru SD dan SMP di Surabaya diminta untuk menyisipkan nilai-nilai Pancasila dalam setiap pembelajaran, termasuk melalui Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang menekankan kebhinekaan global. “Saya akan terus memperkuat ini kepada para guru,” tambahnya.

Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kota Surabaya, Maria Theresia Ekawati Rahayu, menambahkan bahwa upaya pencegahan radikalisme tidak hanya dilakukan di sektor pendidikan. Bakesbangpol juga melakukan sosialisasi di tempat ibadah melalui Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dan kepada mahasiswa di perguruan tinggi. 

“Kami memberikan pemahaman tentang bahaya radikalisme kepada pengurus tempat ibadah dan mahasiswa,” kata Yayuk, sapaan akrabnya.

Selain itu, Pemkot Surabaya memberikan perhatian khusus kepada anak-anak yang terdampak radikalisme. Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3A-PPKB) melakukan pembinaan khusus bagi anak-anak korban radikalisme. 

“Kami juga memberi pemahaman kepada siswa dan guru tentang pencegahan radikalisme. Beberapa upaya pencegahan ini kami lakukan sejak usia dini, mulai dari jenjang SD hingga perguruan tinggi. Langkah-langkah saya harapkan bisa mencegah radikalisme dan terorisme di masa depan,” ia menjelaskan.

Yayuk mengakui Surabaya menghadapi tantangan besar dalam pencegahan radikalisme. Sebagai kota terbuka yang berada di persimpangan Indonesia Timur dan Barat, Surabaya berpotensi terpengaruh oleh berbagai paham radikal, termasuk dari luar negeri.