Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya kembali berinovasi dengan meluncurkan program Layanan Integrasi Data Pendidikan dan Kependudukan (Nasi Ikan). Inovasi ini untuk mempermudah pengelolaan data presisi anak-anak usia sekolah, baik yang sedang menempuh pendidikan maupun yang belum terjangkau pendidikan formal.
Inovasi tersebut merupakan kolaborasi Dinas Pendidikan (Dispendik) bersama Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Surabaya. Langkah visioner ini, tidak hanya sekedar mendata, tetapi juga memastikan bahwa setiap anak mendapatkan perhatian dan haknya.
Dalam konteks Surabaya sebagai Kota Layak Anak nasional dan dunia, program Nasi Ikan memiliki peran strategis dalam menciptakan basis data yang akurat. Selain itu, bisa dijadikan landasan untuk merancang program intervensi tepat sasaran.
Kepala Dispendik Surabaya, Yusuf Masruh mengatakan bahwa data yang terintegrasi ini memungkinkan pemerintah mengetahui kondisi aktual setiap anak. Dengan begitu, intervensi yang diberikan dapat dilaksanakan dengan maksimal dan sesuai kebutuhan.
“Melalui kerjasama ini, kami ingin memastikan data anak-anak dapat teradministrasi dengan baik. Adanya Nasi Ikan ini, kami dapat mengintegrasikan data pribadi anak, termasuk latar belakang pendidikan dan talentanya,” kata Yusuf Masruh, Kamis (3/10/2024).
Ia menjelaskan, inovasi ini mempermudah orang tua dalam mengurus dokumen penting. Sebut saja Kartu Identitas Anak (KIA) dan akta kelahiran. Secara otomatis, program ini bisa mengurangi beban administrasi.
“Orang tua tidak perlu repot-repot mengurus dokumen secara terpisah. Melalui sekolah, orang tua sudah bisa melakukan secara online,” ia menjelaskan.

Integrasi data yang lebih baik, sekolah diharapkan tidak lagi menghadapi kesulitan dalam permintaan data dari berbagai pihak. Data yang terintegrasi mencakup semua informasi penting. Mulai dari tanggal lahir hingga nama orang tua. Data-data ini memudahkan proses pendaftaran dan administrasi.
Sementara itu, Kepala Dispendukcapil Surabaya, Eddy Christijanto mengatakan bahwa kolaborasi ini bertujuan meningkatkan kualitas data Pemkot Surabaya. Demikian juga memberikan kemudahan akses bagi orang tua dan anak-anak.
Dengan sistem yang lebih terstruktur, sudah tidak ada lagi data hilang atau terulang. Terutama saat anak-anak menjelang usia 17 tahun ketika diwajibkan mengurus KTP.
“Program Nasi Ikan, Surabaya berkomitmen memberdayakan dan melindungi generasi penerus. Visi besar program ini adalah memastikan bahwa setiap anak memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang, terlepas dari latar belakang sosial atau ekonomi,” ungkap Eddy Christijanto.
Ia menjelaskan bahwa program ini selaras dengan tujuan global dalam menciptakan kota layak huni yang inklusif. Sekaligus memastikan bahwa setiap anak di Surabaya memiliki masa depan yang terjamin.
“Peluncuran Nasi Ikan, menunjukkan Surabaya memiliki komitmen dalam memanfaatkan teknologi, untuk meningkatkan layanan publik dan mendukung kebutuhan pendidikan anak-anak,” pungkasnya.