Sejumlah mahasiswa dari Universitas Kristen Petra (UK Petra) dan Singapore University of Technology and Design (SUTD) mengunjungi Rumah Padat Karya di Kecamatan Gunung Anyar Selasa, (14/1/2025). Kegiatan ini merupakan rangkaian dari Freshmore Asian Cross-Curricular Trip (FACT) 2025.
Kunjungan dilakukan pada tiga titik Rumah Padat Karya yang meliputi peternakan atau edufarm, paving, dan kedai kopi. Seluruh mahasiswa diajak berkeliling dan mengenal program pengetasan kemiskinan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Rumah Padat Karya.
Camat Gunung Anyar Ario Bagus Permadi mengatakan, kunjungan mahasiswa internasional bersama UK Petra bertujuan memberikan pengalaman belajar di Indonesia. Kunjungan lapangan mahasiswa ini untuk mengidentifikasi permasalahan dan mengevaluasi, serta memberikan solusi sesuai pendidikan yang ditempuh.
“Kreativitas mahasiswa akan diuji dengan mengamati dan memberikan saran untuk perkembangan Rumah Padat Karya Gunung Anyar. Misalnya, bagaimana kunjungan kedai kopi meningkat lebih baik. Harapan kami mahasiswa bisa membantu desain tampilan atau promosi sesuai bidang masing-masing,” ujar Ario.
Ario mengakui banyak diskusi dalam pertemuan tersebut. Pihaknya, sebagai perwakilan pemkot Surabaya, tidak hanya memberikan informasi terkait Rumah Padat Karya, tetapi menerima saran dan masukan untuk perkembangan kedepan.

“Para mahasiswa ini berasal Singapura dan beberapa negara lain. Nah, pendekatan yang mereka lakukan juga berbeda. Anak-anak bidang IT dan desain memiliki sudut pandang baru yang bisa diadopsi untuk perkembangan,” paparnya.
Ia berharap, kunjungan ini memberikan gagasan baru serta memberikan saran bagi perkembangan Rumah Padat Karya Gunung Anyar. Ia memuji kunjungan mahasiswa internasional ini karena telah memberi opsi untuk memikirkan masa depan Rumah Padat Karya Gunung Anyar.
Sejauh ini Rumah Padat Karya yang dijalankan Kecamatan Gunung Anyar sangat berkembang. Hal ini tercermin dari penurunan warga miskin di Gunung Anyar dalam dua tahun terakhir.
“Alhamdulilah Rumah Padat Karya semakin naik. Bahkan, kami mulai menawarkan ke kecamatan lain, apabila ada warganya yang ingin bergabung. Pada dasarnya Rumah Padat Karya memanfaatkan aset pemerintah untuk dikelola masyarakat,” terangnya.
Terpisah, PIC kegiatan Lily Puspa Dewi mengaku mahasiswa segera membuat website atau aplikasi sebagai solusi dari permasalahan. “Akan ada penyampaian materi dari para dosen yang membantu mahasiswa menyusun project, beberapa di anataranya learning dan data visualization,” kata Lily.