Bunda Paud Kota Surabaya, Rini Indriyani mengungkap pentingnya meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Utamanya aspek literasi dan numerasi dalam rangka pemulihan pembelajaran di Kota Pahlawan Surabaya.
“Hingga saat ini, capaian literasi dan numerasi Kota Surabaya tahun 2024 di atas 75 persen,” kata Bunda Rini Indriyani saat menghadiri kegiatan Advokasi Pemulihan dan Transformasi Pembelajaran Regional 2 yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI, di Hotel Platinum Kota Surabaya, Selasa (2/7/2024).
Ia menyampaikan bahwa Kota Surabaya mempunyai 3.242 lembaga. Jumlah itu terdiri atas 1.286 lembaga TK, 404 lembaga KB, 849 lembaga PPT/SPS, 49 lembaga TPA, dan 654 lembaga SD dengan total guru 15.295 orang, serta total siswa 316.279 yang memerlukan pendampingan, pemulihan, dan pembelajaran melalui penguatan literasi-numerasi.
“Berdasarkan hasil rapor pendidikan 2024, kami patut bersyukur bahwa di Surabaya capaian kemampuan literasi dan numerasi menunjukkan tren yang positif. Untuk peserta didik di SD negeri dan swasta, kemampuan literasi tahun ini mencapai 88,29 persen, naik 4,36 persen dari tahun 2023 yang sebesar 83,93 persen,” kata Bunda Rini.
Selain itu, Bunda Rini menjelaskan, kemampuan numerasi di Surabaya juga meningkat signifikan. Pada tahun 2024 capaiannya sebesar 77,12 persen atau naik 11,5 persen dari tahun 2023, yang sebesar 65,62 persen.
Ia menyadari bahwa peningkatan literasi dan numerasi merupakan kunci membangun generasi muda berkualitas. Karena itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya membangun jejaring kemitraan yang kuat dan luas untuk penguatan literasi dan numerasi, dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan.
“Dengan kolaborasi yang efektif, diharapkan dapat menciptakan ekosistem pendidikan yang lebih inklusif dan kondusif. Sehingga anak-anak Indonesia dapat belajar dan berkembang secara optimal,” imbuhnya.
Pada kesempatan yang sama, Bunda Rini juga diperkenalkan kepada para praktisi penulis dan pencetak buku. Beberapa buku tersebut tidak hanya diterbitkan begitu saja, namun juga memperhatikan tata bahasa dan pemenuhan kosakata bagi anak-anak.
“Karena mungkin ada sedikit perbedaan antara kosakata anak-anak di daerah dengan di kota. Nah, susunan kata diubah dengan yang mudah dikenali anak-anak. Sehingga, ketika meluncurkan sebuah program, harus melihat apakah anak-anak bisa menerima atau tidak,” ujar dia.
Menurutnya, hal tersebut menjadi masukan yang sangat penting bagi Pemkot Surabaya dan Bunda Paud Kota Surabaya. Ia mencontohkan upaya transisi Paud ke SD yang menyenangkan, anak-anak di tingkat Paud dikenalkan terkait literasi dan numerasi.
Ia menambahkan bahwa pemerintah pusat menitip pesan bahwa harus menyentuh anak-anak SD kelas 1 dan 2. Caranya dengan melalui penguatan pada guru-gurunya. Sebab, di SD telah belajar membaca huruf dan berhitung.
Pada dasarnya penguatan literasi dan numerasi ini terdapat banyak cara. Salah satunya melalui beberapa buku cerita yang telah diterbitkan Direktur Jenderal Pendidikan (Dirjen) Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Kemendikbudristek RI.
Sementara itu, Direktur Paud Kemendikbudristek RI, Komalasari memberi ucapan selamat. Di mana Pemkot Surabaya mendukung upaya peningkatan kualitas pendidikan terkait literasi dan numerasi yang luar biasa. Hal itu terlihat dari Rapor Pendidikan Tahun 2024, bahwa kemampuan literasi dan numerasinya di atas 75 persen.
“Kami akan terus berkolaborasi dan bergotong-royong menguatkan ekosistem yang sudah baik ini. Kenapa harus mengundang Bunda Paud? Karena Paud adalah masa yang sangat strategis dalam membangun pondasi anak,” Komalasari menjelaskan.
Ia menambahkan bahwa dengan kemampuan literasi dan numerasi yang dibangun secara bertahap, secara otomatis anak usia dini akan menguatkan ke jenjang berikutnya.
Sebagai diketahui, selain Advokasi Pemulihan dan Transformasi Pembelajaran, dalam kegiatan itu juga dilakukan penandatanganan Perjanjian Kerjasama Mitra Pembangunan PDM-10, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, Kemendikbudristek RI.