GEMPA bumi sebanyak tiga kali yang dirasakan warga Surabaya menjadi perhatian serius pemerintah. Meski episentrum di Timur Laut Tuban, gempa tersebut dirasakan di beberapa kota seperti Surabaya, Gresik, Sidoarjo, dan Tuban.
Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Surabaya menyadari bahwa gempa yang terjadi pada Jumat (22/3/2024), berkekuatan 6,0 dan 6,5 SR, membahayakan warga. Dampak yang ditimbulkan telah merusakkan rumah, sekolah, dan sejumlah bangunan.
Kali ini BPBD Surabaya memperkuat pengetahuan dan ketangguhan masyarakat melalui simulasi kebencanaan. Simulasi itu dilakukan guna melatih kesiapsiagaan masyarakat dalam mengambil sikap saat terjadi bencana.
“Pada prinsipnya, BPBD mengedukasi siswa PAUD, SD, dan SMP. Lalu puskesmas, rumah sakit, mal, apartemen, hingga rusun. Sedangkan untuk peringatan dini, kami selalu berkoordinasi dengan BMKG,” kata Kepala BPBD Kota Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro, Sabtu (23/3/2024).
Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Surabaya, Yanu Mardianto mengatakan sebagai upaya mengantisipasi dan menanggulangi jika terjadi bencana, Surabaya telah membentukKelurahan Tangguh Bencana.
“Kami sudah melakukan sosialisasi dan simulasi di 153 kelurahan terkait Kelurahan Tangguh Bencana. Artinya setiap kelurahan sudah ada yang dilatih dan mendapat edukasi kebencanaan, khususnya gempa bumi,” Yanu menjelaskan.
Edukasi yang diberikan saat terjadi gempa meliputi sikap dan tindakan yang harus dilakukan. Sejauh ini gempa berlangsung selama 10 detik. Warga yang ada di dalam ruangan maupun bangunan bertingkat diminta tetap tenang.
Warga juga diminta melakukan langkah-langkah penyelamatan. Misalnya berlindung di bawah meja, pergi ke sudut bangunan dengan tetap menutup kepala. Bisa juga menuju lapangan terbuka.
“Diharapkan tetap tenang dan waspada. Masyarakat bisa mengikuti perkembangan informasi yang disampaikan BMKG dan Command Center 112, sehingga tidak ada informasi hoax yang beredar,” ujar dia.
Sedangkan sistem peringatan dini yang ada pada bangunan, masyarakat diminta tidak mengabaikan jika terdengar bunyi sirine atau tanda lainnya. Demikian pula, di lingkungan pendidikan, kesehatan, perkantoran, pusat perbelanjaan, hingga rusun.
“Termasuk anak-anak sekolah sudah dilatih. Kami sudah simulasikan bagaimana melakukan evakuasi, kami berikan contoh kejadian kebencanaan, dengan harapan memiliki pemahaman. Di sekolah disarankan membunyikan lonceng, announcement di ruang guru menginstruksikan agar pelajar berlindung dan mengevakuasi,” jelasnya.
Sedangkan di lingkungan masyarakat, BPBD Surabaya telah melatih perwakilan warga di tiap kelurahan. Ke depan, mereka menjadi pionir yang dapat menyampaikan ilmu tanggap darurat kebencanaan kepada warga lainnya. Di samping itu, Yanu mengimbau warga untuk memantau struktur bangunan rumah masing-masing, apakah terjadi kerusakan atau tidak.
Belum lama ini Surabaya diguncang gempa sebanyak tiga kali, pada Jumat (22/3/2024). Catatan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa terjadi pada siang hingga sore di timur laut Tuban.
Gempa pertama pada pukul 11.22 WIB, berkekuatan 6,0 SR. Gempa kedua pada pukul 12.31 WIB berkekuatan 5,0 SR, dan gempa terakhir terjadi pukul 15.52 WIB berkekuatan 6,5 SR.